*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*
Suatu hari ... seorang Kyai didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu, pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Kyai itu hanya mendengarkan dengan seksama, lalu beliau mengambil segenggam *serbuk pahit* dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan - lahan ....
*Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya* , kata Kyai itu.
*Pahit, pahit sekali* , jawab pemuda itu sambil meludah2 ke samping ....
Kyai itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu ....
Sesampai disana, Kyai itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu, dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah"
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya :
*Bagaimana rasanya ?*
*Segar Kyai* .... sahut si pemuda tadi.
*Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?* tanya Kyai ...
*Tidak ... tidak kyai* sahut pemuda itu.
Kyai tsbt tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
*Anak muda .... dengarkan baik-baik. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini, tak lebih tak kurang. Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama*
*Tetapi kepahitan yg kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki*
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu yg kamu dapat lakukan .....
*Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu, luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu*
Kyai itu lalu kembali memberi nasehat:
*Hatimu adalah wadah itu .... Perasaanmu adalah tempat itu .... Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya...*
*Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas ..... buatlah laksana telaga yang mampu menampung setiap kepahitan itu, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian*
Karena *Hidup adalah sebuah pilihan dan ujian* .... mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang?
*Belajar bersabar dan tabah menerima kenyataan adalah yang terbaik, sebab semua sudah ada yg mengaturnya .... yakni Allah SWT*
... *ingatlah* .... Allah SWT berfirman :
*لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا*
*Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya*.
Allah yang menciptakan mahluk, pencipta alam semesta, termasuk kita semua, tentu sangat paham betul tentang kekuatan atau kesanggupan dari mahluknya dalam menerima beban.
Sesuai dengan ayat ini berarti ...
*seberat apapun beban yang pernah kita terima sampai detik ini, tentu disisi Allah masih merupakan beban yang masih sanggup kita pikul*
*Mudah mudahan kita termasuk hamba yg tabah dan sabar*
*والله اعلم بالصواب🙏🏻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar